Contohrencana dan laporan pelaksanaan kegiatan literasi sd doc kumpulan contoh laporan cute766 source: Kementrian pendidikan dan kebudayaan juga mengembangkan. Literasi adalah kegiatan atau kegiatan untuk lebih memupuk gerakan membaca dan juga menulis. Validity technique for data used. Literasi memiliki begitu banyak kelebihan, .
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LITERASI PERPUSTAKAAN SD NEGERI DJUWITA PERIODE 2017-2018 I. Pendahuluan Membaca merupakan salah satu fungsi yang paling penting dalam hidup. Semua proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca Glenn Doman. Dengan kemampuan membaca yang membudaya dalam diri setiap anak, maka tingkat keberhasilan di sekolah maupun dalam kehidupan di masyarakat akan membuka peluang kesuksesan hidup yang lebih baik Rendahnya reading literacy bangsa kita menyebabkan Sumber Daya Manusia kita tidak kompetitif karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai akibat lemahnya minat dan kemampuan membaca dan menulis. Membaca dan menulis belum menjadi kebutuhan hidup dan belum menjadi budaya bangsa. Jumlah perpustakaan dan buku buku jauh dari mencukupi kebutuhan tuntutan membaca sebagai basis pendidikan permasalahan budaya membaca belum dianggap sebagai critical problem, sementara banyak masalah lain yang dianggap lebih mendesak. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri nomor 23 tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa. Sederhananya, setiap anak di sekolah dasar diwajibkan membaca buku-buku bacaan cerita lokal dan cerita rakyat yang memiliki kearifan lokal dalam materi bacaannya sebelum pelajaran kelas dimulai. Secara luas, literasi yang dimaksud disini lebih dari sekedar membaca dan menulis. Ia juga mencangkup bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Literasi juga bermakna praktik dan hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. UNESCO, 2003 Penanaman nilai-nilai budi pekerti luhur ini penting dilakukan sejak dini sebab proses pendidikan sejatinya bukan hanya untuk mencetak manusia yang cerdas secara intelektual, tapi juga cerdas emosional dan spiritual. Harus diakui, salah satu kekeliruan besar dalam sistem pendidikan kita adalah sangat mengedepankan kecerdasan intelektual, namun mengenyampingkan pelajaran yang mengandung nilai-nilai moral. Tak heran jika saat ini banyak orang pintar, berpendidikan tinggi, tapi tak tahu sopan-santun, tak punya sikap tenggang rasa, tak punya empati, dan semacamnya. Padahal dari buku-buku cerita rakyat misalnya, banyak digambarkan ucap dan laku nenek moyang kita yang begitu luhur. Anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar merupakan usia emas sehingga penting menanamkan nilai-nilai budi pekerti luhur kepada mereka. Gerakan literasi adalah salah satu cara untuk menanamkan budi pekerti luhur tersebut. Guru memiliki peran penting dalam merangsang siswa untuk belajar, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran, guru harus menggunakan pendekatan yang komprehensif serta progresif agar bisa memotivasi rasa ingin tahu siswa dan memicu mereka untuk berpikir kritis. Hal ini akan berhasil jika guru mampu mengembangkan pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan literasi dan potensi siswa seutuhnya. Dalam pengembangan pembelajaran, guru juga harus mampu memilih dan memanfaatkan bahan ajar, seperti mendorong siswa untuk membaca buku-buku yang berkualitas, karena membaca sejalan dengan proses berpikir kritis yang memungkinkan siswa untuk kreatif dan berdaya cipta. Gerakan literasi akan berhasil jika berjalan secara holistik. Selain guru di sekolah, orang tua, perpustakaan, pemerintah, dan pihak swasta pun harus bersama-sama mendukung mewujudkan gerakan literasi. II. Tujuan Tujuan untuk menjadikan sekolah sebagai komunitas yang memiliki komitmen dan budaya membaca yang tinggi serta miliki kemampuan untuk menulis yang komprehensif. Program Aksi dari Gerakan Literasi Sekolah adalah 1. Menawarkan, mengajak atau menunjuk sekolah atau masyarakat sekolah siswa, guru, manajemen sekolah, kepala sekolah dan komite agar dapat melaksanakan kegiatan gerakan literasi sekolah yang merupakan bentuk aksi/kegiatan; 2. Mengadakan sosialisasi tentang pemahaman kepada guru, kepala sekolah, komite atau orang tua siswa tentang apa dan bagaimana gerakan literasi sekolah; 3. Menyediakan buku bacaan bagi siswa, merupakan kegiatan yang dirancang untuk mendapatkan buku bacaan bagi sekolah minimal 3 kali jumlah siswa di sekolah, setiap kelas di dorong untuk memiliki sudut baca reading corner. 4. Program membaca setiap hari, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap sekolah mengalokasikan waktu minimal 15-30 menit sehari, guna membiasakan siswa, guru, manajeman sekolah dan kepala sekolah untuk membaca di sekolah maupun di rumah; 5. Pelatihan menulis, merupakan kegiatan yang dirancang agar setiap sekolah melatih/mendidik siswa untuk menulis, dengan pemberian tugas untuk menulis kembali buku yang telah dibaca dalam bentuk resume buku atau resensi buku; 6. Program aksi lainnya, program aksi/kegiatan lainnya dapat dirancang secara khusus dalam upaya membudayakan minat baca dan meningkatkan kemampuan menulis siswa sesuai dengan sasaran dan harapan yang diinginkan. III. Pelaksanaan 1. Teknis Konsep Literasi Harian, mingguan, bulanan, dan per semester A. Harian 1. Menyediakan pojok literasi di perpustakaan, taman, atau lokasi manapun yang nyaman di lingkungan sekolah 2. Menjadwalkan kegiatan literasi membaca, menulis, mendongeng, bermain drama, menggambar, kerajinan tangan, dst bagi setiap kelas di pojok literasi/perpustakaan 3. Mengaitkan setiap mata pelajaran dengan buku-buku yang mengandung nilai-nilai budi pekerti B. Mingguan 1. Meminta dan memotivasi anak untuk berkunjung ke perpustakaan yang merupakan kegiatan mingguan perpustakaan 2. Mendorong dan mendampingi anak untuk membuat karya mengarang, pusi, gambar, dll untuk dimuat di media massa. C. Bulanan 1. Melakukan evaluasi dan observasi terhadap pelaksanaan kegiatan literasi di akhir bulan. 2. Membuat majalah dinding di sekolah/perpustakaan sebagai media apresiasi karya anak D. Per semester 1. Mengadakan kegiatan literasi serta ikut serta dalam education fair lomba membaca, mendongeng, berpuisi, drama cerita rakyat, menari, dst yang menyenangkan dan memotivasi. 2. Kendala yang dihadapi a. Minat baca Belum semua siswa memiliki minat baca yang tinggi, walaupun banyak juga siswa yang sudah memiliki minat baca yang baik. b. Fasilitas Berkenaan dengan fasilitas, perpustakaan belum meiliki computer dan koneksi wi-fi untuk menunjang pengetahuan dan minat baca siswa. III. Penutup Demikian laporan kegiatan literasi perpustakaan sekolah ini kami sampaikan. Semoga dapat memberikan gambaran tentang kegiatan yang telah kami laksanakan. Kritik dan saran konstruktif sangat kami harapkan. Pekanbaru, 2018 Mengetahui, Kepala sekolah, Prapti Iriana Yulas Agustina, IV. DOKUMENTASI Laporandaring luring tentang partisipasi siswa dalam kegiatan lomba yang terkait dengan pengembangan minat dan bakat, serta tautan media sosial,merupakan bukti fisik akreditasi tahun 2020 yang harus disiapkan oleh sekolah ketika visitasi pelaksanaan akreditasi. Laporan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan siswa dalam berbagai lomba baik
Bukti Fisik Poin No 32 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Program sekolah/madrasah melalui Rencana Kerja dan Pelaksanaan Program. download b Foto-foto kegiatan yang mencerminkan sikap religius siswa. 2 Observasi lingkungan tentang aktivitas yang dilakukan oleh siswa baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 3 Wawancara dengan kepala sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah. Bukti Fisik Poin No 33 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Rencana dan laporan pelaksanaan kegiatan. b Dokumentasi kegiatan. c Jurnal siswa dan guru. Download 2 Observasi aktivitas siswa terkait dengan pengembangan karakter melalui kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 3 Wawancara dengan guru kelas dan siswa. Bukti Fisik Poin No 34 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Rencana dan laporan pelaksanaan kegiatan literasi. b Dokumentasi kegiatan. 2 Observasi aktivitas siswa terkait dengan pelaksanaan gerakan literasi. 3 Wawancara dengan kepala sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah/madrasah. Download Bukti fisik poin 34 Bukti Fisik Poin No 35 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Program, laporan, dan dokumentasi kegiatan kesiswaan. b Kehadiran siswa dalam pembelajaran. c Kegiatan ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. d Kegiatan UKS yang meliputi kantin sehat, bina mental untuk pencegahan NAPZA Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif , HIV/AIDS, tindak kekerasan, dan lain-lain. e Prestasi dalam bidang olah raga dan seni. f Catatan perkembangan siswa dari guru PJOK, wali kelas, dan kepala sekolah/madrasah. 2 Wawancara a Guru. b Siswa. c Komite sekolah/madrasah. 3 Observasi lingkungan sekolah yang meliputi kantin, UKS, dan aktivitas lain yang relevan. Bukti Fisik Poin No 36 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Silabus setiap mata pelajaran. b RPP setiap mata pelajaran. c Portofolio dan laporan kegiatan. d Penilaian. 2 Observasi a Proses kegiatan pembelajaran di kelas atau di luar kelas. b Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. 3 Wawancara a Guru. b Siswa. Bukti Fisik Poin No 37 Sekolah/madrasah memfasilitasi siswa untuk memperoleh pengalaman pembelajaran yang ditunjukkan oleh kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal, meliputi 1 Kegiatan yang menunjukkan keberagaman budaya. 2 Peringatan hari-hari besar nasional. Download 3 Peringatan hari-hari besar agama. 4 Pentas seni budaya.Download Program Seni Budaya Lokal 5 Bulan Dibuktikan dengan 1 Dokumen a Program sekolah. b Laporan pelaksanaan kegiatan seni dan budaya lokal. 2 Observasi Proses pembelajaran kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. 3 Wawancara a Guru. b Siswa. Bukti Fisik Poin No 38 Dibuktikan dengan 1 Dokumen a RPP yang memuat penugasan individu dan kelompok. download b Laporan tugas dan kegiatan oleh siswa. c Bahan dan alat peraga. 2 Observasi proses pembelajaran di dalam dan luar kelas. 3 Wawancara a Guru. b Siswa. Jika ingin mendownload langsung semua file bukti fisik akreditasi sekaligus klik DOWNLOAD
Diagramalir pelaksanaan kegiatan pengabdian No Kegiatan Pihak yang terlibat Dokumen Pengusul kelurahan 1. Observasi Lapangan, ke Lokasi Mitra, identifikasi Permasalahan Data hasil identifikasi 2. Menyerahkan undangan pelaksanaan literasi sampah komputer bagi kelompok target Undangan . Abdi Reksa, Volume 3 Nomor 1, Januari 2022, p-ISSN 2745
PROGRAM KEGIATAN LITERASI SD/MI LENGKAP INSTRUMEN MONITORING PELAKSAANAANNYA Buat brogram sih mudah tapi pelaksanaannya yang membutuhkan kemauan, ketelatenan , kesabaran dan terutama keberlanjutannya, itu yang sangat sulit harus selalu dipantau dan dimonitoring, serta jangan lupa pemberian reward sebagai penyemangat dan motivasi. Di sini saya mencoba membuat contoh program Literasi sebagai awal Anda melaksanakan program yang sedang digalakkan pemerintah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gerakan Literasi Sekolah merupakan merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan melibatkan warga sekolah peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, Komite Sekolah, orang tua/wali murid peserta didik, akademisi, penerbit, media massa, masyarakat tokoh masyarakat yang dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll., dan pemangku kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah. Ketika pembiasaan membaca terbentuk, selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran disertai tagihan berdasarkan Kurikulum 2013. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif. Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan. B. Tujuan Gerakan Literasi Sekolah 1. Tujuan Umum Gerakan Literasi Sekolah Menumbuhkembangkan insan serta ekosistem pendidikan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat melalui gerakan literasi sekolah 2. Tujuan Khusus Gerakan Literasi Sekolah a. Menumbuhkembangkan budi pekerti b. Membangun ekosistem literasi sekolah c. Menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar learning organization Senge,’90. d. Mempraktikkan kegiatan pengelolaan pengetahuan knowledge management e. Menjaga keberlanjutan budaya literasi C. Sasaran Sasaran Gerakan Literasi Sekolah adalah seluruh warga sekolah peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan terutama peserta didik. D. Dasar Hukum Literasi Dasar hukum dalam pembinaan pendidikan karakter antara lain 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan 4. Permendiknas RI Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan. 5. Permendiknas RI Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan 6. Permendiknas RI Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Standar Isi 7. Program kerja SD Negeri ......................... tahun pelajaran 2017/2018 BAB II PELAKSANAAN GERAKAN LITERASI DI SEKOLAH A. Konsep Literasi Sekolah Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi. Ferguson menjabarkan kom- ponen literasi informasi sebagai berikut 1. Literasi Dasar Basic Literacy, yaitu kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung. Dalam literasi dasar, kemampuan untuk mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan menghitung counting berkaitan dengan kemampuan analisis untuk memperhitungkan calculating, mempersepsikan informasi perceiving, mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi drawing berdasar pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi. 2. Literasi Perpustakaan Library Literacy, yaitu kemampuan lanjutan untuk bisa mengoptimalkan Literasi Perpustakaan yang ada. Maksudnya, pemahaman tentang keberadaan perpustakaan sebagai salah satu akses mendapatkan informasi. Pada dasarnya literasi perpustakaan, antara lain, memberikan pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah. 3. Literasi Media Media Literacy, yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik media radio, media televisi, media digital media internet, dan memahami tujuan penggunaannya. Secara gamblang saat ini bisa dilihat di masyarakat kita bahwa media lebih sebagai hiburan semata. Kita belum terlalu jauh memanfaatkan media sebagai alat untuk pemenuhan informasi tentang pengetahuan dan memberikan persepsi positif dalam menambah pengetahuan. 4. Literasi Teknologi Technology Literacy, yaitu kemampuan memahami kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras hardware, peranti lunak software, serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi. Berikutnya, dapat memahami teknologi untuk mencetak, mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga pemahaman menggunakan komputer Computer Literacy yang di dalamnya mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyim- pan dan mengelola data, serta menjalankan program perangkat lunak. Sejalan dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan masyarakat. 5. Literasi Visual Visual Literacy, adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio-visual secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang setiap hari membanjiri kita, baik dalam bentuk tercetak, di televisi maupun internet, haruslah terkelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan kepatutan. Literasi yang komprehensif dan saling terkait ini memampukan seseorang untuk berkontribusi kepada masyarakatnya sesuai dengan kompetensi dan perannya sebagai warga negara global global citizen.Dalam konteks Indonesia, kelima keterampilan tersebut perlu diawali dengan literasi usia dini yang mencakup fonetik, alfabet, kosakata, sadar dan memaknai materi cetak print awareness, dan kemampuan menggambarkan dan menceritakan kembali narrative skills. Pemahaman literasi dini sangat penting dipahami oleh masyarakat karena menjamurnya lembaga bimbingan belajar baca-tulis-hitung bagi batita dan balita dengan cara yang kurang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, perlu diberi perhatian terhadap keberlangsungan pendidikan literasi usia dini berlanjut ke literasi dasar. Dalam pendidikan formal, peran aktif para pemangku kepentingan, yaitu kepala sekolah, guru, tenaga pendidik, dan pustakawan sangat berpengaruh untuk memfasilitasi pengem- bangan komponen literasi peserta didik. Selain itu, diperlukan juga pendekatan cara belajar-mengajar yang keberpihakannya jelas tertuju kepada komponen-komponen literasi ini. Kesempatan peserta didik terpajan dengan kelima komponen literasi akan menentukan kesiapan peserta didik berinteraksi dengan literasi visual. Sebagai langkah awal, dapat disimpulkan bahwa diperlukan perubahan paradigma semua pemangku kepentingan untuk terciptanya lingkungan literasi ini. B. Prinsip-prinsip pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah Menurut Beers 2009, praktik-praktik yang baik dalam gerakan literasi sekolah menekankan prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap perkembangan yang bisa diprediksi. 2. Program literasi yang baik bersifat berimbang Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa tiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Dengan demikian, diperlukan berbagai strategi membaca dan jenis teks yang bervariasi pula. 3. Program literasi berlangsung di semua area kurikulum Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah adalah tanggung jawab semua guru di semua mata pelajaran. Pembelajaran di mata pelajaran apapun membutuhkan bahasa, terutama membaca dan menulis. Dengan demikian, pengembangan profesional guru dalam hal literasi perlu diberikan kepada guru semua mata pelajaran. 4. Tidak ada istilah terlalu banyak untuk membaca dan menulis yang bermakna Kegiatan membaca dan menulis di kelas perlu dilakukan kapan pun kondisi di kelas memungkinkan. Untuk itu, perlu ditekankan bentuk kegiatan yang bermakna dan kontekstual. Misalnya, menulis surat untuk wali kota’ atau membaca untuk ibu’ adalah contoh-contoh kegiatan yang bermakna dan memberikan kesan kuat kepada peserta didik. 5. Diskusi dan strategi bahasa lisan sangat penting Kelas berbasis literasi yang kuat akan melakukan berbagai kegiatan lisan berupa diskusi tentang buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan diskusi ini juga harus membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar kemampuan berpikir kritis dapat diasah. Peserta didik perlu belajar untuk menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan menghormati perbedaan pandangan satu sama lain. 6. Keberagaman perlu dirayakan di kelas dan sekolah Penting bagi pendidik untuk tidak hanya menerima perbedaan, namun juga merayakannya melalui agenda literasi di sekolah. Buku-buku yang disediakan untuk bahan bacaan peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya Indonesia agar peserta didik dapat terpajan pada pengalaman multikultural sebanyak mungkin. LATIHAN SOAL US/USP TAHUN 2020 COBA KLIK C. Strategi Membangun Budaya Literasi Sekolah Agar sekolah mampu menjadi garis depan dalam pengembangan budaya literasi, Beers, dkk. 2009 dalam buku A Principal’s Guide to Literacy Instruction, menyampaikan beberapa strategi untuk menciptakan budaya literasi yang positif di sekolah. 1. Lingkungan fisik ramah literasi Lingkungan fisik adalah hal pertama yang dilihat pengunjung. Pada dasarnya, lingkungan fisik haruslah ramah dan kondusif untuk pembelajaran. Sekolah yang mendukung pengembangan budaya literasi memiliki beberapa kondisi, antara lain karya peserta didik dipajang di seluruh penjuru sekolah, termasuk koridor dan kantor kepala sekolah dan guru. Selain itu, karya-karya peserta didik diganti secara rutin untuk memberikan kesempatan kepada semua kelas untuk menjadi perhatian. Selain itu, buku dan bahan bacaan lain dapat didapat dengan mudah di pojok baca di semua kelas, kantor, dan ruang lain di sekolah. Kantor kepala sekolah idealnya juga memajang karya peserta didik dan buku-buku bacaan anak. Ruang pimpinan dengan pajangan karya peserta didik akan memberikan kesan positif tentang komitmen sekolah terhadap pengembangan budaya literat. 2. Lingkungan sosial dan afektif Sekolah dibangun melalui model komunikasi dan interaksi seluruh komponen sekolah. Ini dapat dibentuk dengan cara pemberian pengakuan atas pencapaian peserta didik sepanjang tahun. Pemberian penghargaan dapat dilakukan saat upacara bendera setiap minggu untuk menghargai kemajuan peserta didik di semua aspek. Sesuai dengan semangat literasi, prestasi yang dihargai tidak hanya akademik, namun juga sikap dan upaya peserta didik. Dengan demikian, setiap peserta didik mempunyai kesempatan untuk memperoleh penghargaan sekolah. Selain itu, literasi mewarnai semua perayaan penting di sepanjang tahun pelajaran. Ini bisa direalisasikan dalam bentuk festival buku, lomba poster, mendongeng, karnaval tokoh buku cerita, dan sebagainya. Pimpinan sekolah harus mengambil peran aktif dalam menggerakkan literasi. Yang bisa dilakukan, antara lain membangun budaya kolaboratif antarguru dan staf sekolah. Dengan demikian, setiap orang dapat terlibat sesuai kepakaran masing-masing. Peran orang tua sebagai sukarelawan dalam gerakan literasi akan semakin memperkuat komitmen sekolah dalam pengembangan budaya literat. 3. Lingkungan akademik Lingkungan fisik dan sosial akan dapat dibangun bila lingkungan akademik tercipta. Ini dapat dilihat dari perencanaan dan pelaksanaan gerakan literasi di sekolah. Pimpinan sekolah dapat membentuk tim literasi. Tim ini bertugas untuk membuat perencanaan dan asesmen program. Adanya Tim Literasi Sekolah bisa memastikan terciptanya suasana akademik yang kondusif, yang mampu membuat seluruh anggota komunitas sekolah antusias untuk belajar. Sekolah harus memberikan alokasi waktu yang cukup banyak untuk pembelajaran literasi. Salah satunya dengan menjalankan kegiatan membaca dalam hati dan membacakan buku dengan nyaring selama 15-30 menit sebelum pelajaran berlangsung, minimal 3 kali seminggu. Waktu untuk kegiatan berliterasi ini sedapat mungkin tidak dikorbankan untuk kegiatan lain yang tidak perlu. Untuk menunjang kemampuan guru dan staf, mereka perlu diberikan kesempatan mengikuti program pelatihan tenaga kependidikan untuk peningkatan kapasitas literasi. D. Pelaksanaan Literasi di SD Negeri ......................... Program Gerakan Literasi SD Negeri ......................... dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah ketersediaan fasilitas, bahan bacaan, sarana, prasarana literasi, kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan. Adapun ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut 1. Tahap ke-1 Pembiasaan Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik. 2. Tahap ke-2 Pengembangan Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan Anderson & Krathwol, 2001. 3. Tahap ke-3 Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran cf. Anderson & Krathwol, 2001. Dalam tahap ini ada tagihan yang sifatnya akademis terkait dengan mata pelajaran. E. Monitoring dan Evaluasi Literasi Monitoring dan Evaluasi bertujuan mengembangkan dan meningkatkan kualitas program Gerakan Literasi Sekolah sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, tujuan monitoring dan evaluasi gerakan literasi adalah sebagai berikut 1. Melakukan pengamatan dan pembimbingan secara langsung keterlaksanaan program gerakan literasi di sekolah. 2. Memperoleh gambaran mutu gerakan literasi di sekolah secara umum. 3. Melihat kendala-kendala yang terjadi 4. Mengumpulkan dan menganalisis data yang ditemukan di lapangan untuk menyusun rekomendasi terkait perbaikan pelaksanaan program gerakan literasi sekolah ke depan 5. Mengetahui tingkat keberhasilan implementasi program gerakan literasi di sekolah. F. Tindak Lanjut Literasi Hasil monitoring dan evaluasi dari implementasi program gerakan literasi sekolah digunakan sebagai acuan untuk menyempurnakan program, mencakup penyempurnaan rancangan, mekanisme pelaksanaan, dukungan fasilitas, sumber daya manusia, dan manajemen sekolah yang terkait dengan implementasi program. BAB III silahkan download karena berisi tabel rancangan program kegiatan literasi yang akan dileksanakan di sekolah BAB IV PENUTUP Program gerakan literasi sekolah merupakan pedoman bagi sekolah dalam upaya menciptakan ekosistem sekolah yang literat. Ekosistem yang literat adalah lingkungan sekolah yang 1. menyenangkan dan ramah anak, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; 2. semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; 3. menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; 4. memampukan warganya untuk cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan 5. mengakomodasi partisipasi seluruh warga dan lingkungan eksternal sekolah. Kemampuan literasi ditumbuhkan secara berkesinambungan pada setiap jenjang pendidikan. Perkembangan teknologi dan media menuntut kemampuan literasi peserta didik yang terintegrasi, dengan fokus kepada aspek krea¬tivitas, kemampuan komunikasi, kemampuan berpikir kritis, dan satu hal yang penting adalah kemampuan untuk menggunakan media secara aman media safety. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Literasi Silahkan download pada link ........................., 18 Juli 2018 Kepala Sekolah ......................... NIP. ……………………. Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini
JenisDokumen Rencana Mutu Pada pelaksanaan kegiatan proyek konstruksi baik pemilik proyek (owner) maupun penyedia jasa (konsultan dan kontraktor) harus mengimplementasikan sistem manajemen mutu (SMM) di dalam dokumen rencana mutu.Terdapat Begitulah yang dapat admin bagikan terkait contoh rencana dan laporan pelaksanaan kegiatan literasi Program gerakan literasi sekolah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas sekolah ketersediaan fasilitas, sarana, prasana literasi, kesiapan warga sekolah, dan kesiapan sistem pendukung lainnya partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan.46 Untuk memastikan keberlangsungan dalam jangka panjang, gerakan literasi sekolah dilaksanakan dalam beberapa tahapan, yakni a. Pembiasaan, yaitu penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca Permendikbud No. 23 tahun 2015. 46 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Mengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 27-29. b. Pengembangan, yaitu meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan. c. Pembelajaran, yaitu meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran. Berdasarkan tahapan di atas, penjelasannya akan lebih diperinci lagi, sebagai berikut a. Tahap ke-1 Pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah Pembiasaan ini bertujuan untuk menumbuhkan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik. b. Tahap ke-2 Pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi bacaan pengayaan. c. Tahap ke-3 Pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan pengayaan dan buku pelajaran. Dalam tagihan ini ada tagihan yang sifatnya akademis terkait dengan mata pelajaran. Kegiatan membaca pada tahap ini untuk mendukung pelaksanaan kurikulum 2013 yang mensyaratkan peserta didik membaca buku nonteks pelajaran yang dapat berupa pengetahuan umum, kegemaran, minat khusus, atau teks multimodal, dan juga dapat dikaitkan dengan mata pelajaran tertentu sebanyak 6 buku bagi siswa SD, 12 buku bagi siswa SMP, dan 18 buku bagi siswa SMA/SMK. Buku laporan kegiatan membaca pada pembelajaran ini disediakan oleh wali kelas. Fokus kegiatan dan tahapan literasi sekolah, akan dipaparkan secara lebih terperinci, sebagai berikut Tabel Kegiatan dalam Tahapan Literasi Sekolah Tahapan Kegiatan Pembiasaan belum ada tagihan 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring read aloud atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati sustained silent reading. 2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi, antara lain 1 menyediakan perpustakaan sekolah, sudut baca, dan area baca yang nyaman; 2 pengembangan sarana lain UKS, kantin, kebun sekolah; dan 3 penyediaan koleksi teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah diakses oleh seluruh warga sekolah; 4 pembuatan bahan kaya teks print-rich material Pengembangan ada tagihan sederhana untuk penilaian non- akademik 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik, contoh membuat peta cerita story map, menggunakan graphic organizers, bincang buku. 2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain a memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik; penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera Hari Senin dan/atau peringatan lain; b kegiatan-kegiatan akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di sekolah belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman masyarakat, dll. 3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perpustakaan sekolah/perpustakaan kota/daerah atau taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan berbagai kegiatan, antara lain a membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati membaca bersama shared reading, membaca terpandu guided reading, menonton film pendek, dan/atau membaca teks visual/digital materi dari internet; b peserta didik merespon teks cetak/visual/digital, fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku. Pembelajaran ada tagihan akademik 1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik dan akademik. 2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik di kurikum 2013. 3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran misalnya, dengan menggunakan graphic organizers. 4. Menggunakan lingkungan fisik, sosial, afektif,dan akademik disertai beragam bacaan cetak, visual, auditori, digital yang kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran. Dalam tahap pembelajaran, semua mata pelajaran sebaiknya menggunakan ragam teks cetak/visual/digital yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau informasi lain di luar buku-buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif mencari referensi pembelajaran yang relevan. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada setiap tahapan akan lebih diperinci lagi, sebagai berikut 1 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pembiasaan Kegiatan pelaksanaan pembiasaan gerakan literasi pada tahap ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan 47 Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar Jakarta Direktorat Jenderal Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016, Prinsip-prinsip kegiatan membaca pada tahap pembiasaan ini, antara lain a Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran. b Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibaca dari rumah. c Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain. d Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi. e Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan. Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pembiasaan, sebagai berikut Membaca 15 menit pada tahap pembiasaan ini dapat dilakukan dengan 2 strategi, yaitu membacakan nyaring dan membaca dalam hati. Membacakan nyaring dilaksanakan oleh guru/pustakawan, kepala SD/relawan membacakan buku/bahan bacaan lain dengan nyaring. Tabel Langkah Kegiatan Membacakan Nyaring Tahap Membaca Kegiatan 1. Persiapan yang perlu dilakukan a Memahami tujuan membacakan nyaring, yaiu menumbuhkan minat baca, memeragakan cara membaca, dan menjadikan peserta didik lancar membaca. b Mengetahui tingkat kemampuan berpikir dan membaca peserta didik. c Memilih buku yang berkualitas baik dan memiliki isi yang disesuaikan dengan jenjang dan minat peserta didik. d Melakukan kegiatan prabaca dan baca ulang dengan tujuan 1 Mengetahui jalannya cerita, atau isi/pesan dalam setiap buku yang dibaca. 2 Mengetahui letak tanda-tanda baca sehingga memungkinkan untuk mengatur intonasi suara. 3 Mengantisipasi pertanyaan yang dilakukan oleh peserta didik, dan 4 Melakukan prediksi atau menghubungkan isi bacaan dengan topik lain yang relevan. e Menulis pertanyaan-pertanyaan sebagai bahan diskusi. f Melatih intonasi, volume suara, dan gerak tubuh agar dapat membacakan buku dengan menarik serta ekspresi wajah yang mendukung pencitraan. 2. Sebelum membacakan nyaring a Memulai dengan menyapa peserta didik dan menyebutkan alasan memilih bacaan tersebut. b Menunjukkan sampul buku cerita yang akan dibacakan dan menyampaikan gambaran singkat cerita. c Menyebutkan judul, pengarang, dan illustrator buku. d Menggali pengalaman peserta didik. e Mulai menyusuri ilustrasi, apabila terdapat dalam buku atau bahan bacaan. f Membacakan buku dengan cara yang sangat menarik. 3. Saat membacakan nyaring a Suara dapat didengar seluruh peserta didik tidak terlalu cepat, disertai intonasi, ekspresi, dan gesture yang sesuai isi cerita. b Bersikap ramah. c Menanggapi komentar dan pertanyyan peserta didik. d Mengingatkan peserta didik untuk menyimak. e Membagi informasi dan berdiskusi selama membacakan buku. f Mengajak peserta didik aktif bertanya. g Mengajak peserta didik untuk menceritakan apa yang dibacakan dan apa yang dipikirkan terkait bacaan. Selanjutnya, membaca dalam hati. Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca 15 menit yang diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan. Guru menciptakan suasana tenang, nyaman, agar peserta didik dapat berkonsentrasi pada buku yang dibacanya. Tabel Langkah Kegiatan Membaca Dalam Hati Tahap Membaca Kegiatan 1. Persiapan membaca dalam hati a Memahami tujuan membaca dalam hati, yaitu untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. b Memastikan agar bacaan sesuai dengan tingkat keterampilan membaca peserta didik. 2. Sebelum membaca dalam hati dilakukan a Menawarkan kepada peserta didik apakah mereka memilih sendiri buku yang ingin dibaca dari sudut baca kelas atau membawanya sendiri dari rumah. b Membebaskan peserta didik untuk memilih buku yang sesuai dengan minat dan kesenangannya. c Memberi semangat kepada peserta didik bahwa ia harus membaca buku tersebut sampai selesai, dalam kurun waktu tertentu, bergantung pada ketebalan buku. d Membolehkan peserta didik untuk mencari buku lain apabila isi buku dianggap kurang menarik. e Membolehkan peserta didik untuk memilih tempat yang disukainya untuk membaca. f Menyediakan buku-buku dengan jenis dan judul yang variatif. 3. Saat membaca dalam hati Peserta didik dan guru bersama-sama membaca buku masing-masing dengan tenang selama 15 menit. 4. Setelah membaca dalam hati Guru dapat menggunakan 5-10 menit setelah membaca untuk bertanya kepada peserta didik tentang buku yang dibaca. b Menata Sarana dan Lingkungan Kaya Literasi Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, sudut baca kelas, dan area baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di SD. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan literasi SD dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca warga SD dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan SD idealnya berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan sudut baca kelas, area baca, dan prasarana literasi lain di SD. c Menciptakan Lingkungan Kaya Teks Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. Contoh-contoh bahan kaya teks adalah karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik, poster-poster terkait pelajaran, dinding kata, label nama-nama peserta didik pada barang-barang mereka yang disimpan di kelas, jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas, dan lain-lain. d Memilih Buku Bacaan di SD Pada jenjang SD kelas rendah, konten bacaan harus disesuaikan dengan peserta didik. Kriteria pemilihan konten bacaan antara lain peserta didik harus didampingi ketika memilih buku, buku mengandung informasi yang sederhana ataupun kejadian sehari-hari, cerita mengandung nilai optimisme, bersifat inspiratif, dan mengembangkan imajinasi siswa, buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai dengan tahapan peserta didik, pesan moral cerita disampaikan dengan tidak menggurui, dan buku yang dibacakan dapat berukuran besar. Selain itu, ilustrasi memiliki alur yang sederhana, dan teks tidak perlu mengulangi apa yang sudah digambarkan oleh ilustrasi. e Pelibatan Publik Pengembangan sarana literasi membutuhkan sumber daya yang memadai. Partisipasi komite sekolah, orang tua, alumni, dan pihak-pihak lain dapat membantu memelihara dan mengembangkan sarana sekolah agar capaian literasi peserta didik dapat ditingkatkan. Dengan keterlibatan semakin banyak pihak, peserta didik dapat belajar dari figur teladan literasi yang beragam. Ekosistem sekolah menjadi terbuka dan sekolah mendapat kepercayaan yang semakin baik dari orang tua dan elemen masyarakat lain. Selain itu, sekolah dapat belajar untuk mengelola dukungan dari berbagai pihak sehingga akuntabilitas sekolah juga akan meningkat. 2 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pengembangan Kegiatan literasi pada tahap pengembangan bertujuan untuk mempertahankan minat terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca peserta Prinsip-prinsip kegiatan pada tahap pengembangan, antara lain a Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku selain buku teks pelajaran. b Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. c Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah. d Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap ini dapat diikuti oleh tugas-tugas menggambar, menulis, kriya, seni gerak dan peran untuk menanggapi bacaan, yang disesuaikan dengan jenjang dan kemampuan peserta didik. e Penilaian terhadap tanggapan peserta didik terhadap bacaan bersifat non-akademik dan berfokus pada sikap peserta didik dalam kegiatan. Masukan dan komentar pendidik terhadap karya peserta didik bersifat memotivasi mereka. f Kegiatan membaca/membacakan buku berlangsung dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pengembangan, sebagai berikut a Membaca 15 Menit Sebelum Pelajaran Dimulai Membaca 15 menit pada tahap pengembangan ini dapat dilakukan dengan 4 strategi, yaitu membacakan nyaring interaktif, membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri. Membacakan nyaring interaktif dilakukan dengan guru membacakan buku/bahan bacaan dan mengajak peserta didik untuk menyimak dan menanggapi bacaan dengan aktif. Proses membacakan buku ini bersifat interaktif karena guru memeragakan bagaimana berpikir menanggapi bacaan dan menyuarakannya serta mengajak peserta didik untuk melakukan hal yang sama. Fokus kegiatan membacakan nyaring interaktif biasanya adalah untuk memahami kosa kata baru. Membaca terpandu dilakukan dengan guru memandu peserta didik dalam kelompok kecil 4-6 anak dalam kegiatan membaca untuk meningkatkan pemahaman membaca mereka. Membaca bersama dilakukan dengan guru mendemonstrasikan cara membaca kepada seluruh peserta didik di kelas atau kepada satu persatu peserta didik. Guru dapat membaca bersama-sama dengan peserta didik, lalu meminta peserta didik untuk bergiliran membaca. Metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman kepada peserta didik untuk membaca dengan nyaring dan meningkatkan kefasihan mereka. Dengan memeragakan cara membaca, guru mengajarkan strategi membaca pada peserta didik. Membaca mandiri adalah peserta didik memilih bacaan yang disukainya dan membacanya secara mandiri. Salah satu bentuk kegiatan membaca mandiri adalah membaca dalam hati. b Memilih Buku Pengayaan Fiksi dan Nonfiksi Buku pengayaan memiliki elemen cerita, ilustrasi, dan bahasa yang ditulis untuk menarik minat baca peserta didik. Selain itu, buku pengayaan tersedia dalam berbagai topik dan tema yang dapat didiskusikan dengan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir mereka. Buku pengayaan memiliki elemen cerita yang dapat meningkatkan apresiasi peserta didik terhadap sastra, dan juga dapat menjadi model untuk mengembangkan kemampuan menulis kreatif, baik fiksi maupun nonfiksi. c Mendiskusikan Cerita Selain untuk meningkatkan pemahaman terhadap bacaan, kegiatan mendiskusikan cerita membantu peserta didik untuk dapat menganalisis elemen cerita. Untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan analisis cerita, guru dapat menggunakan daftar pertanyaan yang disesuaikan dengan isi cerita. d Membuat Catatan Setelah Membaca Menulis catatan setelah membaca merupakan bentuk evaluasi non akademik pada tahap pengembangan. Hal-hal yang perlu dicatat misalnya Judul buku, Nama Tokoh, Isi bacaan, atau hal lain menyesuaikan dengan target pencapaian yang ingin dicapai. 3 Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah pada Tahap Pembelajaran Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran bertujuan untuk mempertahankan minat peserta didik terhadap bacaan dan terhadap kegiatan membaca, serta meningkatkan kecakapan literasi peserta didik melalui buku-buku pengayaan dan buku teks pelajaran. Kegiatan literasi pada tahap pembelajaran meningkatkan kemampuan berbahasa reseptif membaca dan menyimak dan aktif berbicara dan menulis yang dijelaskan secara rinci dalam konteks dua kegiatan utama pada tahap ini, yaitu membaca dan Prinsip-prinsip kegiatan literasi pada tahap pembelajaran, antara lain a Kegiatan membaca disesuaikan dengan kemampuan literasi jenjang kemampuan membaca dan menulis peserta didik dan tujuan kegiatan membaca. b Kegiatan membaca bervariasi, dengan memberikan porsi yang seimbang untuk kegiatan membacakan nyaring, membaca mandiri, membaca terpandu, dan membaca bersama. c Guru memanfaatkan buku-buku pengayaan fiksi dan non-fiksi untuk memperkaya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar dan buku teks pelajaran. d Pengajaran berfokus pada proses, dan bukan pada hasil. Peserta didik berbagi dan mendiskusikan draf pekerjaannya untuk mendapat masukan dari guru dan teman. e Kegiatan menanggapi bacaan mempertimbangkan kecerdasan majemuk dan keragaman gaya belajar peserta didik. f Guru melakukan pemodelan dan pendampingan teradap peserta didik. Langkah-langkah kegiatan literasi pada tahap pembelajaran pada dasarnya sama dengan strategi membaca untuk memahami buku pengayaan, yaitu membacakan nyaring, membaca terpandu, membaca bersama, dan membaca mandiri. Bedanya hanya ditambah dengan membaca buku teks pelajaran. Sebagai tindak lanjut dari kegiatan yang dilakukan, perlu diadakan evaluasi. Ralph Tyler mengungkapkan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagian apa yang belum dan apa E. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Gerakan Literasi Setiapfase pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah akan berjalan dengan baik apabila mempunyai fokus-fokus kegiatan pada setiap tahapannya. Hal ini agar pelaksanaan dan pencapaian target dari Gerakan Literasi Sekolah menjadi jelas. Sumber: Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Puslitjakdikbud 2020
Halo teman-teman yang baik, buku "Liputan-Liputan Gembira Jurnalis Persma" merupakan dokumentasi dari kumpulan berita online yang pernah saya buat selama berkecimpung menjadi jurnalis pers mahasiswa. Sebenarnya sudah lama saya kumpulkan, tapi baru bisa saya unggah sekarang.
2 Melakukan kegiatan observasi, wawancara dan dokumentasi terkait proses pelaksanaan internalisasi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam gerakan literasi sekolah. 3.6.3 Tahap Hasil Temuan Peneliti . Pada tahap ini, peneliti mulai melakukan kegiatan, yaitu: 1. Menganalisis hasil temuan . 2. Dan membuat kesimpulan terhadap hasil temuan Dokumen Kegiatan Literasi, Apa Saja? Anda harus paham dulu tentang konsep literasi. Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Anda tidak usah bingung untuk membuat dokumen kegiatan literasi yang telah siswa Anda lakukan. Dalam satu kegiatan literasi siswa tidak harus menyelesaikan satu buku dari halaman awal sampai halaman akhir, itu tidak mungkin. Satu buku misalnya bisa dijadikan bahan literasi anak dalam satu minggu, siswa jangan berganti buku apabila belum menyelesaikan satu judul buku. Anda bisa mengumpulkan hasil kerja siswa, berupa sinopsis/ringkasan hasil tulisan siswa setelah membaca pada kegiatan literasi selama kurang lebih 15 menit, apapun yang didapat siswa, apapun yang ditulis siswa sebagai hasil membaca 15 menit itulah yang dapat Anda jadikan dokumen kegiatan literasi. Literasi bisa dilaksanakan melalui berbagai cara misalnya a. Literasi Dasar Mengembangkan kegiatan membaca, menulis, dan berhitung. b. Literasi Perpustakaan Menggalakkan kegiatan literasi dengan menggunakan referensi yang ada di perpustakaan. c. Literasi Tekhnologi Menggunakan kemajuan tekhnologi untuk memudahkan kegiatan literasi. d. Literasi Media Menggunakan media sebagai media kampanye literasi. Media terbagi menjadi media online seperti pembuatan blog , facebook dan twitter. Sementara media cetak bisa dilakukan dengan bekerjasama dengan koran agar menyediakan kolom khusus untuk bagi karya anak, seperti puisi, karangan bebas, cerita bergambar, dsb. Atau bekerja sama dengan stasiun TV dan radio untuk menyiarkan dan mengampanyekan gerakan literasi. e. Literasi Visual Kemampuan untuk mengapresiasi design grafis dan teks visual. Hasil dokumen literasi bisa berwujud antara lain 1. Poster Membuat poster-poster yang berisi ajakan, motivasi maupun kata mutiara yang ditempel atau digantung di beberapa spot di kelas atau di sekolah. 2. Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan karangan novel yang panjang dalam bentuk yang singkat. 3. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat merupakan ringkasan sebuah buku, bab, ataupun artikel. 4. Hasil menulis, berupa puisi, pantun, syair, karangan/cerita bergambar 5. Hasil menghafal, berupa hafalan surat pendek, dokumen menggunakan rekaman/video 6. Hasil menghitung, berupa hasil pengerjaan hitungan 7. Gambar bemakna 8. Membuat kalimat motivasi/motto 9 Jangan Lupa, Buat Jurnal kegiatan, Bagaimana, sekarang sudah tidak bingung tentang dokumen hasil kegiatan literasi? baiklah teman,,,,semoga dapat membantu. Pembaca yang budiman, jika Anda merasa bahwa artikel di blog ini bermanfaat, silakan bagikan ke media sosial lewat tombol share di bawah ini uYNm.
  • u77p9yq2av.pages.dev/580
  • u77p9yq2av.pages.dev/320
  • u77p9yq2av.pages.dev/396
  • u77p9yq2av.pages.dev/527
  • u77p9yq2av.pages.dev/259
  • u77p9yq2av.pages.dev/488
  • u77p9yq2av.pages.dev/39
  • u77p9yq2av.pages.dev/439
  • dokumen laporan pelaksanaan kegiatan literasi